Benih-Benih Kewirausahaan Dari Desa Banua Binjai

Benih-benih kewirausahaan sudah berkembang pada warga Desa Banua Binjai Kecamatan Barabai, seperti usaha pertanian dan peternakan, budidaya jamur tiram, warung-warung kue, sampai penyelenggaraan lembaga pendidikan luar sekolah.


Usaha jamur tiram yang dilakukan Aris berlokasi pada suatu gang yang diberi nama Gg Jamur Tiram. Unit perjuangan ini sudah berulang kali menciptakan jamur dan bibit jamur. Produk tersebut langsung dijual ke pasar atau ke bar dan warung kuliner yang mulai berkembang di Kota Barabai.


Selain pangan khas Apam Barabai, warung-warung di Banua Binjai juga menyajikan roti pisang, aneka kudapan manis bingka, nasi kuning dan lontong serta teh dan kopi. Pertumbuhan perjuangan kuliner ini didukung lokasi strategis di Kota Barabai, sekaligus jalur alternatif menuju Kabupaten Tanjung.


Lembaga Pendidikan Komputer juga telah hadir di Desa Banua Binjai seiring berkembangnya teknologi info serta tumbuhnya minat mempelajari komputer dan keahlian lain yang terkait komputer. Sebelumnya merupakan rumah Sekretaris Kelompok Tani Berkat Usaha Taufik yang dijual untuk kebutuhan modal perjuangan. Taufik masih tercatat sebagai warga Banua Binjai, beberapa kerabatnya juga berwirausaha di desa ini. Ada Rafidhah yang mengurus rumah petak untuk disewakan, ada Zulfikar yang perjuangan jualan gas elpiji.


Taufik sendiri sekarang fokus pada usaha peternakan ayam lewat kemitraan dengan PT Keong Mas sehabis golongan PUMP Budidaya ikan penerima dukungan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) gagal melanjutkan perjuangan. Hasil bikinan berbentukikan lele tidak bisa dipasarkan pada lingkup Kabupaten HST. Usaha ternaknya telah dua kali panen ayam dengan penghasilan yang dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga menurut kriteria desa.






























Nama penemuan:Usaha peternakan ayam terpadu
Pengelola:Kelompok tani
Alamat:Desa Banua Binjai Kecamatan Barabai Kabupaten Hulu Sungai Tengah Provinsi Kalimantan Selatan ( Kalsel )
Contact person:Taufik (Kelompok Berkat Usaha)
Telepon/HP/email:+62 856 5470 9211

Dari hasil pemasaran rumah, sebagian dipakai untuk membeli tanah dan membangun rumah gres. Sebagian lagi untuk membangun kandang ayam dengan ukuran 3 X 5 m2. Berbeda dengan sangkar kebanyakan yang rumah atau pondokan untuk tidur anak kandang dibangun terpisah, Taufik membuat rumah jaga yang kreatif alasannya menyatu dengan kandang. Posisinya tepat didamping pintu masuk sangkar.


Taufik juga membuat jalur pemisah antar segi kiri-kanan semoga memudahkan distribusi air dan santunan pakan untuk ayam. Tanpa pemisah, saat masuk memberi makan di kerumunan ayam, keriuhan yang terjadi dikhawatirkan membuat ayam gampang tertekan. Untuk menjadi higienisitas, air untuk minum diambil dari sumur bor yang airnya masih jernih. Air dari bak yang berada di depan sangkar hanya digunakan untuk membersihkan sangkar. Sesekali diperdengarkan lagu dengan irama tertentu yang dianggap bisa merangsang pertumbuhan ayam.


Lingkungan sekitar kandang yang masih asri, dikelilingi kebun sayur. Turut menciptakan suasana aman bagi perkembangan ayam. Berat tubuh ayam rata-rata 2 kg pada usia kemajuan 35 hari. Angka akhir hayat yang tercatat juga hanya 10 ekor dari jumlah total yang mampu ditoleransi sebesar 80 ekor. Total ayam yang dipelihara 1250 ekor. Kotoran ayam dari kandang dipakai untuk memupuk tanam-tumbuhan di sekitarnya, sebaliknya sisa sayur-sayuran sering juga digunakan untuk masakan aksesori bagi ayam.


Pada teladan kemitraan yang berlangsung ketika ini, Taufik menemukan DOC, pakan, serta vitamin dan obat-obatan dari perusahaan. Setelah usia panen dan tercapai ukuran sesuai tolok ukur, ayam diangkat dan ayam dimuat perusahaan. Pembayaran dilakukan sekitar 2 minggu semenjak panen dengan memperhitungkan biaya sarana produksi yang sudah dikeluarkan perusahaan dan harga pembelian menurut kontrak serta bonus jikalau harga pasar tinggi. Dikurangi dengan biaya operasional dan tenaga kerja, rata-rata penghasilan Rp 5 juta setiap kali panen ayam.


Desa perlu mendukung perjuangan ternak maupun usaha-usaha lain yang sudah dilaksanakan warga secara mandiri ini supaya bisa lebih berkembang. Orientasi pemberdayaan yang masih diisi dengan training untuk aparat dan anggota BPD, perlu bergeser pada pembangunan motivasi bagi warga dan para wirausahawan ini. Usaha Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang masih sebatas penyewaan tenda perlu diarahkan pada pembiayaan atau penyertaan modal untuk meningkatkan skala usaha warga desa. Desa mesti mampu memupuk benih-benih kewirausahaan yang telah berkembang ini biar terus berkembang sehingga mampu berkontribusi pada perkembangan desa.****



 


0 Response to "Benih-Benih Kewirausahaan Dari Desa Banua Binjai"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel