Kerikil Akik, Apa Kabarmu Kini?

Fenomena booming kerikil akik kini sudah meredup. Tak ada lagi kerumunan para pemburu watu akik, baik di kios, daerah perajin, maupun di kawasan pembelahan kerikil akik. Di curug (gerojokan) pun sama, sekarang tak ada lagi warga yang mencari watu akik.


“Masyarakat telah kembali seperti semula, ke curug hanya untuk bermain air, mandi atau hanya sekedar jalan-jalan. Sudah jarang yang mencari watu, bahkan banyak warga mencampakkan watu yang tak laris ke sungai,” ungkap Taat Prianto, ketua pokdarwis Argo Lestari Desa wisata Tanalum.


Hal yang sama juga tampakdi kawasan pembelahan kerikil akik. Sewaktu masih booming, tempat tersebut tak pernah sepi dari warga yang hendak membelah kerikil yang mereka miliki. Sampai dini hari pun umumnya masih terdengar deru mesin pembelah watu.


“Pokoknya pas Booming-boomingnya para pekerja mampu pergi pagi pulang pagi. Paling cuma tidur 3 jam,” kata Emi Permanasari, pemilik daerah pembelahan kerikil di Desa Sumampir, Rembang Purbalingga ini.


“Saking banyaknya orang yang ingin membelah kerikil, para pekerja kami bisa membelah nyaris 5 kuintal batu akik dalam satu hari, jika sekarang turun drastis. Paling-paling cuma 30-40 kg itu pun tidak tiap hari. Hasilnya tidak mengecewakan, mampu untuk membantu ekonomi para pekerjanya,” imbuh ibu 3 anak ini.


Seiring berjalannya waktu, pencari batu akik pun semakin menurun. Saat ini cuma orang-orang yang benar-benar suka seni dan para pecinta watu saja yang mencarinya untuk koleksi dan untuk mengikuti kontes. Batu yang dicari pun tidak asal pilih, mereka hanya mau watu yang berkualitas dan terbaik.


“Dulu dalam satu minggu mampu mengirim 7 sampai 15 kali pengiriman ke berbagai tempat baik di pulau jawa maupun ke luar jawa. Kini paling hanya 1 atau 2 kali kirim saja,” ungkap Arif Mugi Pangestu, pemilik Cha-cha Stone.


“Saat masih ramai, saya tidak cuma menyediakan kerikil akik lokal mirip pancawarna dan nagasui saja, aku pun sempat membeli kerikil dari Palembang hingga 5 ton. Sampai watu dengan mutu rendah pun laris,” imbuhnya.


Para pemilik usaha bahan maupun pembuatan watu akik ini berharap biar fenomena batu akik kembali bersinar.


Ina Farida


0 Response to "Kerikil Akik, Apa Kabarmu Kini?"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel