KesempatanIkan Kating, Dahulu Dibuang Sekarang Jadi Buruan

Dianggap Hama


Potensidesa.com – Ikan kating ialah salah satu jenis ikan yang banyak hidup di daerah fatwa sungai yang bermuara ke maritim. Jenis ikan ini memiliki banyak nama yang berlawanan-beda di beberapa kawasan. Nama ikan kating merupakan nama lokal yang dikenal di daerah Cilacap, Jawa Tengah.


Bagi para petani di Cilacap ikan kating lebih diketahui sebagai ikan hama. Ikan kating kerap kali masuk ke areal persawahan petani saat debit air sungai tinggi dan sejajar dengan irigasi sawah. Hal seperti ini sering terjadi ketika ekspresi dominan hujan. Ikan kating yang masuk ke areal persawahan akan menggangu tumbuhan dan juga mengusik manusia.


Upasnya cukup berbahaya bagi manusia. Jika ada orang yang kena upas ikan kating yang berada pada patilnya (sirip di kanan dan kiri kepala yang tajam), mesti secepatnya mendapatkan perawatan. Jika tidak, luka tersebut mampu mengakibatkan infeksi. Bahkan proses penyembuhannya memerlukan waktu berbulan-bulan. Infeksi yang diakibatkan dari upas ikan kating kalau dibiarkan bisa menjadikan tetanus yang sangat berbahaya.


Ikan kating yang dianggap sebagai hama dan sangat mengusik. Menjadikan ikan ini hanya dibuang begitu saja oleh para pencari ikan yang biasa mencoba mendapatkan ikan di sungai. Mereka membuang ikan kating di pinggiran sungai atau di bawah pohon pisang yang banyak terdapat di sekitar sungai.


Potensi Ikan Kating


Berbeda halnya dengan sekarang. Ikan kating yang semula dibuang dan dianggap tak berguna, sekarang ikan ini justru banyak dikejar oleh masyarakat. Potensi Ikan kating ternyata memiliki kandungan protein yang cukup tinggi. Hal inilah yang membuat ikan kating saat ini laris di pasaran. Harganya pun lumayan, ikan kating ukuran besar dijual dengan harga 6 ribu rupiah untuk satu kilonya di pasaran. Ikan kating yang dijual di pasar yakni ikan yang telah dibersihkan terlebih dahulu.


Selain dijual dalam keadaan masih mentah, ikan kating dengan ukuran kecil juga mampu dimasak menjadi keripik kating. Ada dua jenis keripik kating, ikan kating kecil yang diolah secara utuh, hanya diberi bumbu dan digoreng, lazimdijual dengan harga 25 ribu rupiah perkilogram. Sementara kripik ikan kating yang dibentuk dari ikan kating yang sudah dibersihkan jeroannya dan dibuang kepalanya, harganya mencapai 75 ribu rupiah perkilonya. Limbah dari pembuatan ikan kating ini juga masih bisa dimanfaatkan. Masyarakat di Desa Nusawangkal, Nusawungu, Cilacap, memanfaatkan limbah ikan kating untuk campuran menciptakan pakan ternak.


Banyaknya masyarakat yang berlomba-kontes memburu ikan kating alasannya harga jualnya yang lumayan, menciptakan populasi ikan kating semakin menipis. Sehingga ketika ini masyarakat pun memakai teknik tersendiri sebagai cara penangkapannya. Mereka memakai kepis, alat yang didesain khusus untuk menjebak ikan kating. Alat berjulukan kepis ini biasanya dipasang pada sore hari di pinggiran sungai. Lalu di dalam kepis diberi umpan untuk ikan kating berbentuknasi kering.


Pengambilan kepis dikerjakan pada dini hari, pada jam 2 sampai jam 3 pagi. Kegiatan ini disebut penduduk sebagai proses peludangan. Ikan kating yang didapat mesti pribadi dibersihkan sehingga pagi harinya sudah siap diolah atau dijual di pasar.


Ikan kating yang dulu dibuang kini jadi buruan, banyak orang yang justru kini mendapatkan laba dari ikan yang dahulu dianggap hama ini. Mereka rela bekerja pada dini hari demi mendapatkan ikan kating yang bernilai ekonomi tinggi.


Muhjatul Qolbi


0 Response to "KesempatanIkan Kating, Dahulu Dibuang Sekarang Jadi Buruan"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel