Cabai Rawit Dari Desa Hiyung, Bukan Sekadar Cabai Biasa
Cabe rawit (capsicum frutescens) merupakan tumbuhan yang berkembang subur di sekitar garis khatulistiwa pada ketinggi antara 0-500 mdpl, namun masih dapat berkembang pada ketinggian 1000 mdpl walaupun pembentukan buahnya menjadi tidak maksimal. Salah satu pusat buatan cabe rawit di Kalimantan Selatan yakni Desa Hiyung yang secara administrative berada di Kecamatan Tapin Tengah Kabupaten Tapin.
Nama penemuan | : | Desa Sahabat Keluarga |
Pengelola | : | Kelompok Tani Karya Baru |
Lokasi/alamat | : | Desa Hiyung Kecamatan Tapin Tengah Kabupaten Tapin Provinsi Kalimantan Selatan ( Kalsel) |
Contact person | : | Junaidi (Ketua Kelompok Tani/Sekdes Desa Hiyung) |
Telepon/HP/email | : | +62 853 4953 2123 |
Keunggulan cabai rawit asal Desa Hiyung mampu dinikmati dari tingkat kepedasannya. Menurut pengujian dan publikasi yang dilaksanakan oleh Badan Litbang Pertanian Kalimantan Selatan, cabai Hiyung mempunyai tingkat kepedasan dari senyawa capcaisin sampai 94,5 ribu part per million atau ppm. Kandungan tersebut setara dengan 17 kali lipat lebih pedas dibanding cabe rawit.
Pada lahan seluas 113 ha dengan penduduk 423 KK, sekitar 85 % menggantungkan hidupnya pada usahatani cabe. Budidaya cabai dimulai pada tahap penyemaian biji, lalu dikepal setelah usia 2 minggu dan selanjutnya ditanam pada tanah yang telah diolah. Secara garis besar, budidaya flora cabai rawit di Desa Hiyung mengikuti tahapan selaku berikut :
- Persiapan dan kala tanam
Kebutuhan benih pada luasan satu hektar sebesar 0,5 kg yang disemai pada bawah naungan untuk menyingkir dari sinar matahari langsung. Biji ditanam pada media tanam dalam sebuah polybag tersebut sedalam 0,5 cm. Bibit yang dihasilkan bisa dipindahkan ke lahan terbuka sehabis berdaun 4-6 helai atau kira-kira berumur 1 hingga 1,5 bulan. Pemindahan dilaksanakan dengan cara menyobek polybag. Bedengan untuk tanaman dibentuk dengan lebar 100-110 cm, tinggi 30-40 cm, lubang tanam berukuran 50-60 cm.
- Pemeliharaan
Penyiraman dilaksanakan bila tanah tampakmengering supaya tetap berada dalam kelembaban pada kisaran 70%. Pemupukan dilakukan secara terencana setiap bulan sekali sehabis pemupukan pertama. Mulsa untuk menutup tanah di sekitar tanaman bisa diganti dengan bahan organik berupa jerami dan penggalan batang jagung halus. Hama dan penyakit tetap harus diantisipasi meskipun cabai rawit diketahui memiliki daya tahan relative tinggi.
- Pemanenan
Pemanenan dapat dilaksanakan pada 3,5 s.d. 4 bulan terhitung sejak tanam hingga mencapai umur 6 bulan atau lebih. Produksi mampu mencapai 30 ton per hektar, dijalankan dengan cara memetik buah beserta tangkainya.
Melalui pengaturan teladan tanam ini, Desa Hiyung mampu menciptakan bikinan cabe rata-rata 200 kg. Puncak panen terjadi pada bulan Agustus, sebagian hasil panen diolah menjadi bubuk cabe. Cara konvensional pada periode lalu dimulai dengan membuang tangkai dan mencucinya hingga higienis. Bagian yang rusak dan anyir dibuang.
Untuk mempercepat proses pengeringan, cabe dibelah membujur. Cabe kering dicelupkan ke dalam larutan sulfit panas dan diaduk-aduk selama 3 menit. Setelah diangkat dan ditiriskan, cabai beserta bijinya segera dijemur atau dikeringkan dengan alat pengering. Suhu pengeringan dilarang lebih dari 75 °C, dilaksanakan hingga kadar air kurang dari 9%. Cabe kering digiling hingga halus dengan menggunakan blender.
Astra Group sudah menawarkan sumbangan alat berupa panggangan dan penggilingan cabe (hammer mill) sehingga bisa memproduksi abu cabai dalam jumlah yang lebih banyak, lebih singkat dan butiran yang lebih halus. Serbuk cabai dari Desa Hiyung sempat didaftarkan dengan brand Abon Cabe yang kemudian berubah menjadi Bon Cabe. Merek tersebut jadinya ditarik alasannya ternyata telah dipegang pihak lain menurut data Kemenkumham. Saat ini masih mengurus sertifikasi halal sebelum memproduksi bubuk cabai dengan merek abu Cabe Hiyung, dengan 3 jenis rasa yakni original, udang dan bawang.
Pengelolaan Rumah Produksi Abon Cabe Hiyung rencana akan diserahkan pada Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang sudah dibuat pada tahun 2018 ini. BUMDes juga akan didorong membantu pengembangan perjuangan bengkel milik salah satu pengurus Karang Taruna yang ketika ini telah memproduksi mesin pengisian bahan bakar Pertamini. Jumlah unit mesin yang dibuat memang relative masih terbatas, tetapi jangkauan pasarnya telah mencapai Kabupaten Hulu Sungai Selatan dan Kabupaten Tabalong. Dari Dana Desa, sudah dianggarkan sebesar enam puluh juta rupiah untuk pengembangan perjuangan BUMDes ini.*****
0 Response to "Cabai Rawit Dari Desa Hiyung, Bukan Sekadar Cabai Biasa"
Post a Comment