Desa Kota Raden Hulu Bikinan Keripik Dengan Mesin Rakitan Sendiri

Hingga kini, keripik masih menjadi kudapan favorit masyarakat Indonesia kebanyakan, tergolong orang-orang yang ada di Kalimantan Selatan. Selain yang yang dibuat dari terigu, ada juga yang dibentuk dari pisang, singkong, dan aneka jenis ubi atau yang disebut gumbili oleh orang Banjar. Bersaing dengan aneka jenis snack yang merupakan pangan olahan kontemporer bikinan industry modern.



Proses pembuatan keripik ini lewat beberapa tahapan. Pertama, semua materi dan bumbu rempah dicampur menjadi satu.  Bahan yang telah diaduk, selanjutnya dipress dan dicetak. Cetakan yang masih tebal itu, kemudian dibentuk menjadi lempengan dibuat halus dan tipis supaya gampang diiris-potong. Potongan itu digoreng sampai kering menjadi keripik yang renyah dan gurih. Setelah dibungkus, siap dijual dan dikirim, baik ke pasar local di Amuntai, maupun ke kabupaten-kabupaten lain di Banua Anam.






























Nama penemuan:Mesin pembuatan keripik
Pengelola:Kelompok pengrajin
Lokasi/alamat:Desa Kota Raden Hulu, Kecamatan Amuntai Tengah, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan (Kalsel)
Contact person:Iqbal (Pendamping/Pengrajin)
Telepon/HP/email: +62 852 5293 7044

Usaha ini mulai dirintis semenjak 2005. Pada mulanya, pengerjaan keripik dijalankan secara manual dengan alat yang diputar memakai tangan. Saat itu, seharian cuma mampu mengolah 10 kg terigu untuk dibentuk keripik. Perlahan-lahan, mulai dilaksanakan pergeseran dengan pengadaan mesin yang digerakkan listrik. Sekarang, semenjak subuh sampai jam 11 siang, bisa dihasilkan keripik dari 80 bungkus keripik dari 25 kg terigu. Keripik bawang tersebut dijual Rp 8.500 per bungkus, atau total penerimaan Rp 680 ribu.


Mesin pengaduk untuk membuat adonan ialah sumbangan dari Kementerian Sosial. Sedangkan, alat pencetak dan mesin elektrik untuk membuat lempengan tipis merupakan rakitan yang dibentuk dan didesain menurut kebutuhan dan pengalaman selaku pengrajin. Meskipun mampu membuat lebih mudah pekerjaan dan menciptakan proses pengerjaan berjalan lebih cepat, antara motor dan suku cadang atau bagian untuk membuat lempengan tipis kurang kompatibel. Akibat sering terjadi kerusakan yang berakibat tingginya ongkos maintenance.


Problema lain yang dihadapi pengrajin, harga bahan baku yang lumayan tinggi. Harga per bantal terigu isi 50 kg sekitar Rp 170 ribu. Sedangkan singkong atau gumbili sekarang naik dari Rp 2.000 menjadi Rp 4.000, itu pun barangnya susah diperoleh. Selain itu, ada ongkos materi bakar gas dan kayu, listrik, minyak goreng dan aneka bumbu dan rempah. Problema ini juga dihadapi pengrajin-pengrajin lain yang membuat amplang, kerupuk haruan dan pangan olahan lain di Desa Kota Raden Hulu.


0 Response to "Desa Kota Raden Hulu Bikinan Keripik Dengan Mesin Rakitan Sendiri"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel