Komunitas Djoglo Desa Pandanlandung, Ruang Partisipasif Pembelajaran Masyarakat Desa

Pembelajaran tidak selalu formal, pembelajaran juga tidak senantiasa mahal. Semangat itu yang dikembangkan di Komunitas Djoglo Desa Pandanlandung, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang. Setiap orang mampu menjadi guru bagi lainnya, demikian sebaliknya. Beragam penemuan yang di Komunitas Djoglo Pandanlandung menciptakan banyak pihak bisa berpartisipasi dalam aktivitas pembelajaran.


Komunitas Djoglo Pandanlandung bangun pada 2006. Markasnya berlokasi di halaman rumah Iman Suwongso dan Endang Sampurna, yang diberi daerah teduh berupa Djoglo berukuran 4 x 9 meter. Komunitas ini diikuti anak-anak (usia sekolah), akil balig cukup akal, maupun ibu-ibu.





























Nama InovasiPembelajaran Berbasis Komunitas
PengelolaKomunitas Djoglo Pandanlandung
AlamatDesa Pandanlandung, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang, Jawa

Timur
KontakEndang Sampurnaningsih (Pembina Komunitas)
Telepon+62-813-4484-5611
Websitewww.djogelo.com

Kegiatan Komunitas Djoglo Pandanlandung meliputi Belajar Bersama Sisw, Kelompok Bermain dan Belajar, asosiasi dewasa, dan perpustakaan.


Pertama, Belajar Bersama siswa, ialah desain bimbel yang rata-rata masih SD (SD), dan sebagian SMP (SMP). Belajar bersama ini difasilitasi Endang Sampurnaningsih (48 tahun) dan sampaumur-akil balig cukup akal yang tergabung dalam Komunitas Djoglo.


Kegiatan ini sudah berlangsung sejak 1997, kegiatan yang menjadi embrio berdirinya Komunitas Djoglo. Jadwalnya saban hari Senin-Jum’at, Jam 15.00-19.00 WIB.


Kedua, KBB “Pelangi” yaitu Kelompok Bermain dan Belajar bagi belum dewasa usia SD dan TK. Kelompok ini melakukan aktivitas mencar ilmu tidak formal. Filosofi yang diketengahkan dalam golongan ini yakni “Di dalam bermain ada pembelajaran, di dalam belajar ada permainan.”


Tujuan dari golongan ini ialah penanaman nilai-nilai secara luwes yang dikemas dalam konteks dunia anak, yakni dunia bermain. Nilai-nilai pembelajaran dasar maupun nilai-nilai humaniora dapat diserap anak secara tidak disadari sebagai proses mencar ilmu. ADalam kelompok ini dikedepankan desain-desain yang mendukung terpenuhinya hak-hak anak.


Kegiatan KBB “Pelangi” untuk menumbuhkan nilai-nilai tersebut meliputi:

a. Tari. Kegiatan ini dilatih oleh sampaumur yang tergabung dalam Remaja Djoglo,

b. Bermain dengan memakai media lokal, contohnya: untuk mengetahui aturan keseimbangan dipergunakan tusuk kue yang banyak berserakan sesudah bawah umur jajan,

c. Bermain drama, untuk mengenal abjad-huruf,

d. Bermain dengan media lingkungan,

e. Bermain musik patrol, dilatih oleh Remaja Djoglo.


KBB “Pelangi” berdiri pada pertengahan 2015 dengan anggota mencapai 60 anak, dengan acara berkala di hari Sabtu dan Minggu.


Ketiga, Redjo yakni perkumpulan Remaja yang berkegiatan di Djoglo. Anggotanya ialah dewasa-cukup umur yang masih sekolah maupun yang telah tidak bersekolah lagi (dropout). Tujuan dari kumpulan ini yakni berguru bermasyarakat dan berorganisasi. Kegiatannya antara lain:

a. Pelatihan fotografi, film, dan editing. Sekarang telah tahap permulaan memproduksi foto dan film pendek, dan telah mulai mendirikan usaha advertising,

b. Pelatihan situs web dan penulisan jurnalistik. Sekarang mulai membangun website sendiri, dan segera terisi dengan alamat: www.djogelo.com

c. Diskusi berkala wacana desa, maksudnya mengetahui wacana desa dalam kerangka UU Desa,

d. Memfasilitasi dan melatih aktivitas di Komunitas Djoglo.


Keempat, Redjo13 Pustaka adalah sudut baca yang berada di Djoglo. Perpustakaan kecil ini menyediakan buku sekitar 2.500 buku, berisikan buku: pengetahuan umum, sastra, motivasi, buku bimbingan, dan buku bawah umur. Sebagian besar buku yaitu koleksi langsung Iman Suwongso dan Endang Sampurna. Sebagian lainnya merupakan derma Pemerintah Desa Pandanlandung, dan pihak lain.


Pemanfaatan perpustakaan ini masih sebatas pengisi waktu luang anak-anak selama di Djoglo, maupun hadirin/tamu yang datang ke Djoglo.


Pengelolaan seluruh acara di Komunitas Djoglo melibatkan orang tua penerima. Konsep keterlibatan orang renta dalam pengelolaan dipergunakan sebagai pintu masuk hadirnya rancangan parenting pada bawah umur. Sehingga kekerabatan orang tua dengan anak menjadi semakin akrab.


Pelajaran-pelajaran mempesona di KBB “Pelangi” terkadang menjadi bahan komunikasi anak dengan orang renta di rumah. Hal ini terbaca dari komentar-komentar orang bau tanah dalam grup media sosial (whatsapp) yang dibangun khusus untuk orang renta dan pelaku-pelaku KBB “Pelangi”.


Originally posted 2017-11-20 16:24:10.

0 Response to "Komunitas Djoglo Desa Pandanlandung, Ruang Partisipasif Pembelajaran Masyarakat Desa"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel